Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Cara Menghitung Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase

Perbedaan Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Pengertian Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Cara Menghitung Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase

Apa itu Listrik 1 Phase

Listrik 1 Phase adalah jaringan listrik yang hanya menggunakan 2 kawat penghantar. Kawat kesatu sebagai kawat phase (L) dan kawat kedua sebagai kawat neutral (N).  Umumnya listrik 1 phase bertegangan 220-240 volt dan banyak digunakan pada skala rumah tangga.

Biasanya listrik 1 phase digunakan untuk listrik perumahan, namun listrik PLN di jalanan itu memiliki 3 phase, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1 phase karena kita tidak memerlukan daya besar dan untuk peralatan dirumah kita hanya menggunakan listik 1 phase dengan 220-240 volt.

Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R, tetangga kita mungkin Phase S, dan tetangga yang lain Phase T.

Apa itu Listrik 3 Phase

Listrik 3 Phase adalah jaringan listrik yang menggunakan tiga kawat Phase (R,S,T) dan satu kawat neutral (N) atau sering dibilang kawat ground. Menurut istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel neutral. Umumnya listrik 3 Phase bertegangan 380 volt yang banyak digunakan Industri atau pabrik.

Listrik 3 fasa adalah listrik AC (Alternating Current) yang menggunakan 3 kawat penghantar yang mempunyai tegangan pada masing-masing Phasenya sama, tetapi berbeda dalam sudut curvenya sebesar 120 derajat.

Keunggulan Menggunakan Listrik 3 Phase

  1. Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya pada industri menengah dan besar ). Industri atau hotel memerlukan daya listrik yang besar sehingga memerlukan jaringan yang banyak. Tapi pada output terakhir untuk pemakaian hanya memerlukan satu phase ( memilih salah satu dari 3 phase yang ada ). Listrik 3 phase biasanya diperlukan untuk menggerakkan motor industri yang memerlukan daya besar.
  2. Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang akan mengalir akan lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga untuk daya yang besar, kabel yang digunakan bisa lebih kecil.

Berapa Watt Tegangan Listrik 1 Phase

Urutan Daya Listrik 1 Phase adalah 250 Watt, 450 Watt, 900 Watt, 1.300 Watt, 2.200 Watt, 3.500 Watt, 4.400 Watt, 5.500 Watt, 7.700 Watt, dan 11.000 Watt.

Tegangan minimal untuk listrik 1 Phase adalah 250 Watt, sedangkan tegangan maksimalnya adalah 11.000 Watt.

Berapa Watt Tegangan Listrik 3 Phase

Urutan Daya Listrik 3 Phase Adalah 6.600 Watt, 10.600 Watt, 13.200 Watt, 16.500 Watt, 23.000 Watt, 41.500 Watt, 53.000 Watt, 66.000 Watt, 82.500 Watt, 105.000 Watt, 131.000 Watt, 147.000 Watt, 164.000 Watt, 197.000 Watt, 233.000 Watt, 279.000 Watt, 329.000 Watt, 414.000 Watt, 526.000 Watt, 630.000 Watt.

Tegangan minimal untuk listrik 3 Phase adalah 6.600 Watt, sedangkan tegangan maksimalnya adalah 630.000 Watt.

Perbedaan Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Pengertian Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Rumus Cara Menghitung Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Urutan Daya Listrik 1 Phase dan Listri

Rumus menghitung Daya listrik 1 Phase dan 3 Phase

Cara Menghitung Daya Listrik 1 Phase

Instalasi Listrik 1 (satu) Phase

Instalasi listrik 1 phase adalah Instalasi listrik yang menggunakan tiga jenis kabel, dengan tegangan antara phase dan netral 110 Volt atau 220 Volt.

3 (Tiga) jenis kabel pada listrik AC 1 phase yaitu, kabel Phase, kabel netral dan kabel grounding (Arde)

Rumus Daya Listrik 1 Phase

P = V x I x Cos Phi

P = Power atau Daya dalam satuan Watt

V = Voltage atau Tegangan dalam satuan Volt

I = Intensitas atau Arus dalam satuan Ampere

Cos Phi = Cos phi pada listrik satu Phase adalah 1

Karena Cosphi pada Instalasi listrik 1 Phase adalah satu, maka rumus yang biasa digunakan untuk menghitung Daya listrik pada instalasi listrik 1 Phase, menjadi:

                                                                                P = V x I

Contoh Perhitungan Daya listrik 1 fasa:

Suatu Instalasi listrik 1 Phase dengan tegangan 220 V, dan dialiri arus sebesar 2 Ampere, maka daya pada Instalasi listrik tersebut adalah :

P = V x I

P= 220 Volt x 2 Ampere

P = 440 VA, atau sama dengan 440 Watt


Cara Menghitung Daya Listrik 3 Phase

Dalam sistem kelistrikan yang kita gunakan ada dua jenis sambungan, yaitu listrik 1 phase dan listrik 3 phase. Listrik 1 phase memiliki tegangan yang relatif kecil, hanya sekitar 220 Volt hingga 240 Volt sehingga digunakan untuk rumah tangga saja. Sedangkan, daya listrik 3 phase jauh lebih besar, yaitu 380 Volt hingga 415 Volt karena itulah sistem ini digunakan pada industri atau pabrik.

Pada listrik 3 phase atau 3 fasa daya yang dihasilkan lebih besar karena menggunakan lebih banyak sambungan pada instalasinya. Sedangkan kabel yang digunakan pada listrik 3 phase totalnya ada 5 jenis. Sistem pada instalasi listrik jenis ini mempergunakan 3 kabel pada bagian phase, yaitu R, S, dan T. Sedangkan pada bagian grounding menggunakan 2 kabel, yaitu Netral dan Arde.

Daya listrik 3 phase akan menghasilkan tenaga yang lebih besar daripada listrik 1 phase sehingga mampu menggerakkan mesin berukuran besar. Itulah alasannya mengapa pabrik menggunakan instalasi listrik 3 phase. Lalu bagaimana cara menghitung daya pada listrik 3 phase tersebut? Lihat di bawah ini.

Perbedaan Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Pengertian Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Rumus Cara Menghitung Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase

Rumus Perhitungan Daya pada Listrik 3 Phase

Sebenarnya untuk menghitung berapa besaran daya listrik 3 phase ada rumus yang akan memudahkan kita. Rumus perhitungan daya pada listrik 3 phase adalah:

P = V x l x Cos Phi x √3

Keterangan simbol pada rumus daya listrik:

P : Power atau daya dengan satuan Watt

V : Voltage atau tegangan dengan satuan Volt

I : Intensitas atau arus dengan satuan Ampereos Phi : Faktor daya


Contoh Perhitungan Daya pada Listrik 3 Phase

Setelah mengetahui rumus untuk menghitung berapa besarnya daya listrik 3 phase selanjutnya akan diaplikasikan dalam hitungan menggunakan angka. Dengan mengaplikasian pada angka ini diharapkan Anda akan lebih mudah untuk memahaminya.

Berikut contoh cara menghitung daya pada listrik 3 phase:

Pada instalasi listrik 3 phase digunakan tegangan (V) sebesar 380 Volt dan arus listriknya (I) terukur 40 Ampere untuk setiap fasa. Sedangkan, besarnya cos phi pada instalasi tersebut, yaitu 0,75. Berapakah besarnya daya (P) terpakai pada instalasi tersebut?

Jawabannya adalah dengan menghitung menggunakan rumus seperti di atas.

P = V x I x cos phi x √3

P = 380 x 40 x 0,75 x 1,73

P = 19.722 Watt

Dari perhitungan yang telah dilakukan bisa diketahui bahwa besarnya yang terpakai daya listrik 3 phase yaitu 19.722 Watt.

Perbedaan Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Pengertian Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Rumus Cara Menghitung Listrik 1 Phase dan Listrik 3 Phase, Urutan Daya Listrik

Hal Penting Mengenai Listrik 3 Phase yang Harus Kamu Tau

Ada beberapa hal dan informasi lainnya yang perlu diketahui dalam menghitung besarnya daya listrik jenis 3 phase tersebut. Salah satu hal penting adalah cos phi yang merupakan kerugian daya yang disebabkan oleh adanya beban dengan daya harmonik. Pada instalasi listrik dengan sistem 3 phase, cos phi yang ada bervariasi besarnya.

Besarnya cos phi pada instalasi listrik 3 phase yang bervariasi tersebut disebabkan oleh berapa besar beban harmonik yang harus ditanggung oleh instalasi tersebut. Namun begitu, besaran cos phi yang ideal pada listrik 3 phase mempunyai nilai antara 0,85 hingga 0,95.

Instalasi listrik 3 phase dengan daya diatas 33.000 Watt sangat disarankan untuk menggunakan panel capasitor bank

Fungsi dari panel kapasitor bank adalah untuk menyeimbangkan muatan induktif dari muatan listrik dan nilai cos phi akan mengecil sehingga akan menghemat biaya listrik.

Anda bisa mendapatkan panel kapasitor bank hanya panellistrikindustri.com yang menyediakan produk serta layanan terbaik.